Aku Cinta Al-Quran

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS Al-Qamar, 54:22)


Bung Karno, sang Proklamator Kemerdekaan Republik tercinta ini, dulu pernah berkata : “Jas merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah.”


Di dalam Al-Qur’an pun terkandung sejarah peradaban manusia, pergulatan antara yang haq melawan yang batil. Yakni sejarah kaum terdahulu, juga termasuk kisah para nabi dan rosul. Hal itu dapat dijadikan cermin bagi kita. Sehingga kita terhindar dari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang sesat. Kita pun bisa meneladani amal saleh para nabi dan orang-orang yang mendapat petunjukNya.


“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS 12:111)


Al-Qur’an itu bukan karangan manusia, melainkan dari Allah Swt. Sebagi Wahyu yang merupakan firman Allah Swt, Al-Qur’an benar-benar suci dan selalu terjaga kemurniannya. Sehingga tiada alasan untuk mengingkarinya.


“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS 15:9)


Dengan cahaya Al-Qur’an Allah Swt memberikan petunjuk kepada siapa saja yang dikehendakiNya, agar bisa meniti ke jalan yang benar.


“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS 42:52)


Salah satu pelajaran yang bisa kita petik dari Al-Qur’an, misalnya contoh menguburkan mayat. Kisahnya, pada saat Qabil bin Adam As. bingung bagaimana menyembunyikan mayat saudaranya, datanglah contoh dari burung gagak.


“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal.” (QS Al-Maa’idah, 5:31)


Demikianlah contoh yang diberikan Tuhan kepada manusia agar mendapat hikmahnya. Semuanya itu merupakan tanda-tanda kebesaran Tuhan bagi orang yang beriman.


“Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh dengan orang-orang yang durhaka. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran.” (QS Al-Mu’min, 40:58)


Jadi kalau kita tidak bisa mengambil pelajaran, suri tauladan dan petunjuk dari Al-Qur’an, sama halnya kita dengan orang buta. Tidak bisa melihat apa-apa, walau pun kita punya mata. Naudzubillah min dzalik, semoga kita terhindar dari perbuatan yang dimurkai Tuhan.


0 komentar:

Posting Komentar