Sifat-sifat Orang-orang Munafik

 

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim (QS Al-Fatihah, 1:1)
orang-orang munafik
Orang-orang munafik dikenali dari sifat-sifat mereka yang buruk. Di antaranya ialah: pendusta, suka bersumpah palsu, sombong, kikir, tidak menepati janji, dan suka membuat kerusakan di muka bumi.
Sifat yang paling menonjol pada orang munafik, adalah suka berdusta.
“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah.” Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.” (QS Al-Munaafiquun, 63:1)
Pada posisi terjepit mereka bersumpah, hanya untuk cari aman saja. Tapi bila mereka kuat,  dengan segala cara mereka selalu menghalangi orang beriman untuk beribadah.
“Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS 63:2)
Sebenarnya mereka itu tahu adanya Tuhan, yakni Allah Swt. Tapi mereka mengingkarinya, dan lebih suka menjadi kafir.
“Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.” (QS 63:3)
Secara fisik mereka itu mempesona dan pandai bicara. Tapi selalu gelisah, curiga dan waspada. Mereka itulah musuh yang sebenarnya. Jadi waspadalah terhadap tipudayanya.
“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh yang sebenarnya, maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan dari kebenaran?” (QS 63:4)
Mereka itu sombong, tinggi hati, namun hatinya dikunci mati. Sehingga tidak mau diajak menuju ke jalan yang benar.
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: Marilah beriman, agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri.” (QS 63:5)
Apa pun usahamu terhadap mereka akan sia-sia. Karena Allah telah menyediakan tempat yang khusus bagi mereka. Tiada ampunan baginya, nerakalah tempatnya.
“Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS 63:6)
Setiap ada kesempatan mereka selalu berusaha merusak dan memecah belah kesatuan kaum muslimin. Mereka terus berupaya menghalangi perbuatan baik, yang menjadi kewajiban orang beriman.
“Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): “Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah).” Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.” (QS 63:7)
Apa pun usaha mereka, Tuhan selalu melindungi orang yang beriman, beramal sholeh dan mohon perlindungan kepadaNya. Karena Dialah pusat sumber daya yang tiada bandingnya.
“Mereka berkata: “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya.” Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi RasulNya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (QS 63:7)
Salamun ‘alaikum (QS An-Nahl, 16:32), (QS Ar-Ra’d, 13:24)

Cara Menghadapi orang-orang Munafik

 

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim (QS Al-Fatihah, 1:1)

terpecah belahBegitu lihainya kaum munafik itu membuat intrik, sehingga bisa menimbulkan konflik di kalangan kaum muslim. Maka kitaharus selalu waspada terhadap gerak-gerik mereka.
“Maka mengapa kamu terpecah menjadi dua golongan dalam menghadapi orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah? Barang siapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya.” (QS An-Nisaa’, 4:88)
Mereka selalu berusaha dengan segala cara agar kita mengikuti mereka. Sebagaimana iblis selalu mencari pengikut di kalangan manusia yang lemah imannya. Agar kelak menjadi teman di club neraka jahanam yang hot dan abadi selamanya.
“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama dengan mereka. Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolongmu, hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorang pun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan pula menjadi penolong,” (QS An-Nisaa’, 4:89)
Bila mereka tidak menyerang, atau minta suaka, maka kita dilarang menawan atau membunuhnya. Biarkan saja Allah Swt yang membalas perbuatan mereka yang terkutuk.
“kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian damai atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu, maka Allah tidak memberi jalan bagimu untuk menawan dan membunuh mereka.” (QS An-Nisaa’, 4:90)
Namun bila orang-orang munafik itu menyerangmu, kita pun harus melawan, menawan dan membunuhnya. Demikianlah petunjuk dan perintah Allah Swt kepada orang yang beriman.
“Kelak kamu akan dapati golongan-golongan yang lain, yang bermaksud supaya mereka aman dari pada kamu dan aman pula dari kaumnya. Setiap mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), mereka pun terjun ke dalamnya. Karena itu jika mereka tidak membiarkan kamu dan tidak mau mengemukakan perdamaian kepadamu, serta tidak menahan tangan mereka dari memerangimu, maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka dan merekalah orang-orang yang Kami berikan kepadamu alasan yang nyata untuk menawan dan membunuh mereka.” (QS An-Nisaa’, 4:91)
Salamun ‘alaikum (QS An-Nahl, 16:32), (QS Ar-Ra’d, 13:2

Sifat Manusia Menurut Al-Qur’an

 

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim (QS Al-Fatihah, 1:1)

mengeluh
Surat Al-Ma´aarij (QS 70:19-30)
19. “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.”
20. “Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,”
21. “dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,”
22. “kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,”
23. “yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,”
24. “dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu,”
25. “bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),”
26. “dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan,”
27. “dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.”
28. “Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya).”
29. “Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya,”
30. “kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.”
31. “Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.”
32. “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.”
33. “Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya.”
34. “Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.”
35. “Mereka itu (kekal) di syurga lagi dimuliakan.”

Sifat-sifat manusia yang tercela

Surat Ar Ruum (QS 30:33-36)
33. “Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali bertaubat kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat daripadaNya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan Tuhannya,”
34. “sehingga mereka mengingkari akan rahmat yang telah Kami berikan kepada mereka. Maka bersenang-senanglah kamu sekalian, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu).”
36. “Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.”
Salamun ‘alaikum (QS An-Nahl, 16:32), (QS Ar-Ra’d, 13:24)

Status Allah Swt Saat Ini

Kaligrafi Ayat Kursi
Kaligrafi Ayat Kursi
Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.” (QS  Al-Furqaan, 25:59)
Dalam suatu majlis muncul sebuah pertanyaan “nakal” yang sangat menggelitik namun menarik mengenai status Allah Swt. :
“Lagi ngapain sih Allah Swt. saat ini?”
Subhanallah. Mungkin tak pernah terpikir sedikit pun untuk mencari tahu apa saja urusan Allah Swt. Lha wong urusan sendiri saja kadang terbengkelai tak terurus. Apalagi itu menjangkau ranah yang ghoib.
Memang benar Allah Swt dzat yang ghoib, tak kasat mata. Namun sebenarnya kita bisa melihat tanda-tanda kebesaranNya. Karena memang banyak sekali nampak di alam raya ini tanda-tanda keberadaanNya. Misalnya saja tiap pagi matahari muncul dari Timur, dan tenggelam di Barat saat Maghrib tiba.
“Allahlah Yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan makhlukNya, menjelaskan tanda-tanda kebesaranNya, supaya kamu meyakini pertemuanmu dengan Tuhanmu. (QS Ar Ra’d, 13:2)
Siapa lagi yang bisa menciptakan “bangunan” yang begitu besar, indah dan teratur selain Dia. Dan hebatnya, semua itu tunduk, taat dan patuh kepada penciptanya, kecuali manusia yang disesatkan oleh syaitan.
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (QS Al-A’raaf, 7:54)
Mengenai status Allah Swt saat ini, bisa dibaca di Ayat Kursi, berikut ini tarjamahnya:
“Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhlukNya; tidak mengantuk dan tidak tidur. KepunyaanNya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi (kekuasaan) Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS Al Baqarah, 2:255)
Nah, apalagi yang membuatmu ragu? Hanya kepadaNya kita layak mohon petunjuk dan pertolongan. Bukannya kepada berhala syaitan yang menyesatkan. Dan semoga kita mendapat petunjuk ke arah jalan yang lurus.
Salamun ‘alaikum (QS An-Nahl, 16:32), (QS Ar-Ra’d, 13:24)
Related posts:
  1. Al-Qur’an adalah peringatan untuk seluruh alam
  2. Cara Menghadapi orang-orang Munafik
  3. Sifat-sifat Orang-orang Munafik
  4. Golongan Munafik di Sekitar Kita
  5. Memakan Bangkai Saudara Sendiri
  6. Pelajaran Nyata Dari Al-Qur’an
  7. Mengenal Al-Qur’an

Aku Cinta Al-Quran

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS Al-Qamar, 54:22)


Bung Karno, sang Proklamator Kemerdekaan Republik tercinta ini, dulu pernah berkata : “Jas merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah.”


Di dalam Al-Qur’an pun terkandung sejarah peradaban manusia, pergulatan antara yang haq melawan yang batil. Yakni sejarah kaum terdahulu, juga termasuk kisah para nabi dan rosul. Hal itu dapat dijadikan cermin bagi kita. Sehingga kita terhindar dari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang sesat. Kita pun bisa meneladani amal saleh para nabi dan orang-orang yang mendapat petunjukNya.


“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS 12:111)


Al-Qur’an itu bukan karangan manusia, melainkan dari Allah Swt. Sebagi Wahyu yang merupakan firman Allah Swt, Al-Qur’an benar-benar suci dan selalu terjaga kemurniannya. Sehingga tiada alasan untuk mengingkarinya.


“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS 15:9)


Dengan cahaya Al-Qur’an Allah Swt memberikan petunjuk kepada siapa saja yang dikehendakiNya, agar bisa meniti ke jalan yang benar.


“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS 42:52)


Salah satu pelajaran yang bisa kita petik dari Al-Qur’an, misalnya contoh menguburkan mayat. Kisahnya, pada saat Qabil bin Adam As. bingung bagaimana menyembunyikan mayat saudaranya, datanglah contoh dari burung gagak.


“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal.” (QS Al-Maa’idah, 5:31)


Demikianlah contoh yang diberikan Tuhan kepada manusia agar mendapat hikmahnya. Semuanya itu merupakan tanda-tanda kebesaran Tuhan bagi orang yang beriman.


“Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh dengan orang-orang yang durhaka. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran.” (QS Al-Mu’min, 40:58)


Jadi kalau kita tidak bisa mengambil pelajaran, suri tauladan dan petunjuk dari Al-Qur’an, sama halnya kita dengan orang buta. Tidak bisa melihat apa-apa, walau pun kita punya mata. Naudzubillah min dzalik, semoga kita terhindar dari perbuatan yang dimurkai Tuhan.


Kaum Tsamud

Kaum Tsamud 

Al Qur`an Al karim mengungkapkan mengenai keadaan kaum Tsamud sebagai berikut ini:

Ciri-ciri peradaban:
- Pengganti kaum 'ad
- Mendirikan istana di tanah datar
- Memahat gunung untuk dijadikan rumah dengan rajin
- Memotong batu-batu besar di lembah
- Tinggal di kebun serta mata air
- Menyembah apa yang disembah oleh nenek moyangnya ( 11: 62)
(7: 74)(15: 82)(26: 146-149)( 89: 9)

Penyebab Mereka di hancurkan:
- Shaleh diutus kepada kaum tsamud,untuk mengajak bertakwa dan mencegah manusia membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan. Di datangkanlah seekor unta betina (Naaqotun) sebagai mukjizat.ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kaum tsamud mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu. Dan janganlah kamu sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang menyebabkan kamu akan ditimpa oleh azab hari yang besar. Kemudian mereka membunuhnya, lalu mereka menjadi menyesal. maka mereka ditimpa azab. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. (26: 152-158)

- Di kota itu ada 9 orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi dan mereka tidak berbuat kebaikan. Mereka mengadakan makar dengan mengatakan:"Bersumpahlah kamu dengan nama Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari, kemudian kita katakan kepada warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kematian keluarganya itu, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar." (27: 46-49)

- Para pemuka kaum 'ad yang sombong mengingkari Shaleh As
- Mereka sembelih Unta betina itu. Karena itu mereka ditimpa gempa(Rojfatu), maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan(Jatsimin) di tempat tinggal mereka.
(7: 75-77)(26: 141-158)
- Maka mereka memanggil kawannya lalu kawannya menangkap unta itu dan membunuhnya. (54: 29)


Adzab Yang ditimpakan:
- kaum tsamud diberi tangguh selama tigahari sebelum ditimpa azab (11: 65)
- Mereka sembelih Unta betina itu. Karena itu mereka ditimpa gempa(Rojfatu), maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan(Jatsimin) di tempat tinggal mereka.
(7: 75-77)
- Penduduk kota hijr dibinasakan dengan suara keras yang menguntur di waktu pagi.Maka tak dapat menolong mereka, apa yang telah mereka usahakan. (15: 84)

- Tsamud di azab dengan petir (Sho'iqotu) dan mereka melihatnya. Maka mereka sekali-kali tidak dapat bangun dan tidak pula mendapat pertolongan. ( 51: 45)


- Rumah-rumah kaum tsamud runtuh akibat kezaliman mereka. (27: 52)

- Alangkah dasyatnya azab itu. Mereka dtimpa satu suara yang keras dan mengguntur.Maka jadilah mereka seperti rumput kering yang dikumpulkan oleh orang yang memiliki kandang binatang.(54: 31)

- hanya Shaleh beserta Orang yang beriman bersamanya yang diselamatkan. (11: 66).

(Sumber : Al Qur'an Digital)

 

Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al Attas

Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al Attas
Kubah Habib Umar bin Abdurrahman Al Attos Kubah Habib Umar bin Abdurrahman Al Attos Kita tentu tidak asing lagi dengan Ratib Al athos yang selalu dibaca baik itu di majelis-majelis ta’lim maupun diamalkan secara individu. Rotib AL athos adalah susunan dzikir yang disusun oleh Habib Umar bin Abdurrahman Al Athos. Beliau adalah seorang ulama besar yang lahir di Hadromaut, Yaman pada tahun 992 H atau 1572 M di kota Isnat. Ayah beliau bernama Al Habib Abdurrahman bin aqil dan Ibunya bernama syarifah Muznah binti Muhammad Al jufri. Karamah kewalian Habib Umar bin abdurrahman Al Attas sudah nampak sejak beliau dalam kandungan ibunya, janin tersebut bersin dan tentu ini adalah sesuatu diluar kebiasaan manusia pada umumnya, sehingga beliau mendapat gelar “Al Attas (orang yang bersin). Sejak kecil Habib Umar bin Abdurrahman Al Attas sudah mengalami kebutaan, namun tidak mengurangi semangat beliau dalam menuntut ilmu. Beliau belajar dari ayahnya dan ulama-ulama setempat lainnya, seperti Syekh Umar bin Isa, Syekh Abu Bakar bin Salim dan Habib Husein bin Syekh Abubakar bin Salim. Beliu juga membuka ta'lim dengan mengajarkan ilmu agama. Dakwahnya pun menyebar ke segenap penjuru Hadramaut.
Belakangan, ia dikenal sebagai seorang sufi yang banyak menguasai ilmu lahir dan batin, pengayom anak yatim piatu, janda, dan fakir miskin. Siang mengajar, malamnya ia gunakan untuk melakukan riyadhah, beribadah, bermunajat kepada Allah SWT, dan sangat jarang tidur. Sebagai ulama besar dan sufi, Habib Umar dikenal dengan beberapa karamahnya. Ia sangat termasyhur, bahkan sampai ke negari Cina. Suatu hari, salah seorang anak Habib Abdurrahman melawat ke Cina. Di sana ia bertemu seorang sufi yang memberi salam dan hormat, padahal ia tidak mengenalnya.
”Bagaimana engkau mengenalku, padahal kita belum pernah berjumpa?” tanyanya. ”Bagaimana aku tidak mengenal engkau? Ayahmu, Habib Umar bin Abdurrahman Al-Atthas, adalah guru kami, dan kami sangat menghormatinya. Habib Umar sering datang ke negeri kami dan ia sangat terkenal di negeri ini,” jawab sufi tersebut. Padahal jarak antara Hadramaut dan Cina sangat jauh, namun Habib Umar bin Abdurrahman Al Attas telah berdakwah sampai ke sana.
Syekh Muhammad Baqais, salah seorang muridnya, bercerita, ”Satu kali Habib Umar mendamaikan beberapa suku yang berperang sampai berkali-kali. Tapi, tetap saja ia tidak mendapatkan tanggapan baik. Karena itu beliau pun melemparkan biji tasbihnya kepada mereka. Dengan izin Allah biji tasbih itu menjadi ular. Barulah mereka sadar dan mohon maaf. ”Nama Habib Umar bin Abdurrahman Al Attas tak bisa dipisahkan dari karya agung yang diberinya judul ‘Azizul Manal wa Fathu Babil Wishal," alias “Anugerah nan Agung dan Pembuka Pintu Tujuan” – yang dibelakang hari sangat terkenal sebagai Ratib Al Attas. Habib Umar sendiri berwasiat, “Rahasia dan hikmah telah kutitipkan didalam ratib itu.”
Melindungi Kota
Menurut Habib Abdurrahman Al-Habsyi (Kwitang, Jakarta Pusat), Ratib Al Attas lebih tua dibanding Ratib Al Haddad. Ratib Al Haddad disusun pada 1071 H / 1651 M oleh Habib Abdullah Al Haddad, atau sekitar 350 tahun lalu, sedang Ratib Al Attas disusun jauh sebelumnya. Ada beberapa wirid atau doa yang tidak ada dalam Ratib Al-Atthas tapi terdapat dalam Ratib Al-Haddad, demikian pula sebaliknya. Namun, seperti ratib-ratib yang lain, keduanya tetap mengacu pada doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Ratib Al-Atthas biasa dibaca usai salat Magrib, tapi boleh juga dibaca setiap pagi, siang, atau tengah malam. Bisa dibaca sendiri atau secara berjamaah. Manfaat ratib ini sangat besar. Bahkan ada sebagian ulama yang mengatakan, dengan membaca Ratib Al-Attas atau Ratib Al-Haddad setiap malam, Allah SWT akan menjaga dan memelihara seluruh penghuni kota tempat tinggal kita, menganugerahkan kesehatan, dan mengucurkan rezeki-Nya kepada segenap penduduk.
Makam Habib Umar bin Abdurrahman Al Attos Makam Habib Umar bin Abdurrahman Al Attos Dalam keadaan sangat khusus dan mendesak, ratib tersebut bisa dibaca tujuh hingga 41 kali berturut-turut. Pendapat ini mengacu pada beberapa hadis Rasulullah SAW tentang manfaat istigfar dan doa-doa lainnya. Sebab, dalam ratib-ratib tersebut antara lain terdapat shalawat, tahlil, tasbih, tahmid, dan istigfar. Begitu hebat fadilah atau keutamaan ratib-ratib itu, hingga Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad bin Muhsin bin Husein Al Attas menyatakan bahwa mereka yang mengamalkan ratib tersebut tidak akan terluka, jika pada suatu hari terpatuk ular. “Orang yang biasa mengamalkan ratib-ratib itu tidak akan merasa takut, ia akan selamat dari segala yang ditakuti,” katanya. Betapa hormat para ulama kepada Habib Umar bin Abdurrahman Al-Atthas. Tergambar ketika suatu hari seorang ulama, Syekh Salim bin Ali, mengunjungi Imam Masjidil Haram, Habib Muhammad bin Alwi Assegaf, dan menyampaikan salam dari Habib Umar. Seketika itu juga Habib Muhammad pun menundukan kepala sejenak, lalu katanya, ”Layaklah setiap orang menundukkan kepala kepada Habib Umar. Demi Allah, saya mendengar suara gemuruh di langit untuk menghormati beliau. Sementara di bawah langit ini tidak ada orang lebih utama daripada beliau.” Habib Umar bin Abdurrahman Al Attas wafat pada 23 Rabiulakhir 1072 H / 1652 M, dan jenazahnya dimakamkan di Desa Nafhun dekat Huraidhoh Hadromaut yaman.