Sifat-sifat Orang-orang Munafik

 

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim (QS Al-Fatihah, 1:1)
orang-orang munafik
Orang-orang munafik dikenali dari sifat-sifat mereka yang buruk. Di antaranya ialah: pendusta, suka bersumpah palsu, sombong, kikir, tidak menepati janji, dan suka membuat kerusakan di muka bumi.
Sifat yang paling menonjol pada orang munafik, adalah suka berdusta.
“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah.” Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.” (QS Al-Munaafiquun, 63:1)
Pada posisi terjepit mereka bersumpah, hanya untuk cari aman saja. Tapi bila mereka kuat,  dengan segala cara mereka selalu menghalangi orang beriman untuk beribadah.
“Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS 63:2)
Sebenarnya mereka itu tahu adanya Tuhan, yakni Allah Swt. Tapi mereka mengingkarinya, dan lebih suka menjadi kafir.
“Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.” (QS 63:3)
Secara fisik mereka itu mempesona dan pandai bicara. Tapi selalu gelisah, curiga dan waspada. Mereka itulah musuh yang sebenarnya. Jadi waspadalah terhadap tipudayanya.
“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh yang sebenarnya, maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan dari kebenaran?” (QS 63:4)
Mereka itu sombong, tinggi hati, namun hatinya dikunci mati. Sehingga tidak mau diajak menuju ke jalan yang benar.
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: Marilah beriman, agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri.” (QS 63:5)
Apa pun usahamu terhadap mereka akan sia-sia. Karena Allah telah menyediakan tempat yang khusus bagi mereka. Tiada ampunan baginya, nerakalah tempatnya.
“Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS 63:6)
Setiap ada kesempatan mereka selalu berusaha merusak dan memecah belah kesatuan kaum muslimin. Mereka terus berupaya menghalangi perbuatan baik, yang menjadi kewajiban orang beriman.
“Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): “Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah).” Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.” (QS 63:7)
Apa pun usaha mereka, Tuhan selalu melindungi orang yang beriman, beramal sholeh dan mohon perlindungan kepadaNya. Karena Dialah pusat sumber daya yang tiada bandingnya.
“Mereka berkata: “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya.” Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi RasulNya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (QS 63:7)
Salamun ‘alaikum (QS An-Nahl, 16:32), (QS Ar-Ra’d, 13:24)

Cara Menghadapi orang-orang Munafik

 

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim (QS Al-Fatihah, 1:1)

terpecah belahBegitu lihainya kaum munafik itu membuat intrik, sehingga bisa menimbulkan konflik di kalangan kaum muslim. Maka kitaharus selalu waspada terhadap gerak-gerik mereka.
“Maka mengapa kamu terpecah menjadi dua golongan dalam menghadapi orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah? Barang siapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya.” (QS An-Nisaa’, 4:88)
Mereka selalu berusaha dengan segala cara agar kita mengikuti mereka. Sebagaimana iblis selalu mencari pengikut di kalangan manusia yang lemah imannya. Agar kelak menjadi teman di club neraka jahanam yang hot dan abadi selamanya.
“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama dengan mereka. Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolongmu, hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorang pun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan pula menjadi penolong,” (QS An-Nisaa’, 4:89)
Bila mereka tidak menyerang, atau minta suaka, maka kita dilarang menawan atau membunuhnya. Biarkan saja Allah Swt yang membalas perbuatan mereka yang terkutuk.
“kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian damai atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu, maka Allah tidak memberi jalan bagimu untuk menawan dan membunuh mereka.” (QS An-Nisaa’, 4:90)
Namun bila orang-orang munafik itu menyerangmu, kita pun harus melawan, menawan dan membunuhnya. Demikianlah petunjuk dan perintah Allah Swt kepada orang yang beriman.
“Kelak kamu akan dapati golongan-golongan yang lain, yang bermaksud supaya mereka aman dari pada kamu dan aman pula dari kaumnya. Setiap mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), mereka pun terjun ke dalamnya. Karena itu jika mereka tidak membiarkan kamu dan tidak mau mengemukakan perdamaian kepadamu, serta tidak menahan tangan mereka dari memerangimu, maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka dan merekalah orang-orang yang Kami berikan kepadamu alasan yang nyata untuk menawan dan membunuh mereka.” (QS An-Nisaa’, 4:91)
Salamun ‘alaikum (QS An-Nahl, 16:32), (QS Ar-Ra’d, 13:2

Sifat Manusia Menurut Al-Qur’an

 

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim (QS Al-Fatihah, 1:1)

mengeluh
Surat Al-Ma´aarij (QS 70:19-30)
19. “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.”
20. “Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,”
21. “dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,”
22. “kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,”
23. “yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,”
24. “dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu,”
25. “bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),”
26. “dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan,”
27. “dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.”
28. “Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya).”
29. “Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya,”
30. “kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.”
31. “Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.”
32. “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.”
33. “Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya.”
34. “Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.”
35. “Mereka itu (kekal) di syurga lagi dimuliakan.”

Sifat-sifat manusia yang tercela

Surat Ar Ruum (QS 30:33-36)
33. “Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali bertaubat kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat daripadaNya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan Tuhannya,”
34. “sehingga mereka mengingkari akan rahmat yang telah Kami berikan kepada mereka. Maka bersenang-senanglah kamu sekalian, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu).”
36. “Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.”
Salamun ‘alaikum (QS An-Nahl, 16:32), (QS Ar-Ra’d, 13:24)

Status Allah Swt Saat Ini

Kaligrafi Ayat Kursi
Kaligrafi Ayat Kursi
Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.” (QS  Al-Furqaan, 25:59)
Dalam suatu majlis muncul sebuah pertanyaan “nakal” yang sangat menggelitik namun menarik mengenai status Allah Swt. :
“Lagi ngapain sih Allah Swt. saat ini?”
Subhanallah. Mungkin tak pernah terpikir sedikit pun untuk mencari tahu apa saja urusan Allah Swt. Lha wong urusan sendiri saja kadang terbengkelai tak terurus. Apalagi itu menjangkau ranah yang ghoib.
Memang benar Allah Swt dzat yang ghoib, tak kasat mata. Namun sebenarnya kita bisa melihat tanda-tanda kebesaranNya. Karena memang banyak sekali nampak di alam raya ini tanda-tanda keberadaanNya. Misalnya saja tiap pagi matahari muncul dari Timur, dan tenggelam di Barat saat Maghrib tiba.
“Allahlah Yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan makhlukNya, menjelaskan tanda-tanda kebesaranNya, supaya kamu meyakini pertemuanmu dengan Tuhanmu. (QS Ar Ra’d, 13:2)
Siapa lagi yang bisa menciptakan “bangunan” yang begitu besar, indah dan teratur selain Dia. Dan hebatnya, semua itu tunduk, taat dan patuh kepada penciptanya, kecuali manusia yang disesatkan oleh syaitan.
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (QS Al-A’raaf, 7:54)
Mengenai status Allah Swt saat ini, bisa dibaca di Ayat Kursi, berikut ini tarjamahnya:
“Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhlukNya; tidak mengantuk dan tidak tidur. KepunyaanNya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi (kekuasaan) Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS Al Baqarah, 2:255)
Nah, apalagi yang membuatmu ragu? Hanya kepadaNya kita layak mohon petunjuk dan pertolongan. Bukannya kepada berhala syaitan yang menyesatkan. Dan semoga kita mendapat petunjuk ke arah jalan yang lurus.
Salamun ‘alaikum (QS An-Nahl, 16:32), (QS Ar-Ra’d, 13:24)
Related posts:
  1. Al-Qur’an adalah peringatan untuk seluruh alam
  2. Cara Menghadapi orang-orang Munafik
  3. Sifat-sifat Orang-orang Munafik
  4. Golongan Munafik di Sekitar Kita
  5. Memakan Bangkai Saudara Sendiri
  6. Pelajaran Nyata Dari Al-Qur’an
  7. Mengenal Al-Qur’an

Aku Cinta Al-Quran

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS Al-Qamar, 54:22)


Bung Karno, sang Proklamator Kemerdekaan Republik tercinta ini, dulu pernah berkata : “Jas merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah.”


Di dalam Al-Qur’an pun terkandung sejarah peradaban manusia, pergulatan antara yang haq melawan yang batil. Yakni sejarah kaum terdahulu, juga termasuk kisah para nabi dan rosul. Hal itu dapat dijadikan cermin bagi kita. Sehingga kita terhindar dari kesalahan yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang sesat. Kita pun bisa meneladani amal saleh para nabi dan orang-orang yang mendapat petunjukNya.


“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS 12:111)


Al-Qur’an itu bukan karangan manusia, melainkan dari Allah Swt. Sebagi Wahyu yang merupakan firman Allah Swt, Al-Qur’an benar-benar suci dan selalu terjaga kemurniannya. Sehingga tiada alasan untuk mengingkarinya.


“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS 15:9)


Dengan cahaya Al-Qur’an Allah Swt memberikan petunjuk kepada siapa saja yang dikehendakiNya, agar bisa meniti ke jalan yang benar.


“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS 42:52)


Salah satu pelajaran yang bisa kita petik dari Al-Qur’an, misalnya contoh menguburkan mayat. Kisahnya, pada saat Qabil bin Adam As. bingung bagaimana menyembunyikan mayat saudaranya, datanglah contoh dari burung gagak.


“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal.” (QS Al-Maa’idah, 5:31)


Demikianlah contoh yang diberikan Tuhan kepada manusia agar mendapat hikmahnya. Semuanya itu merupakan tanda-tanda kebesaran Tuhan bagi orang yang beriman.


“Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh dengan orang-orang yang durhaka. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran.” (QS Al-Mu’min, 40:58)


Jadi kalau kita tidak bisa mengambil pelajaran, suri tauladan dan petunjuk dari Al-Qur’an, sama halnya kita dengan orang buta. Tidak bisa melihat apa-apa, walau pun kita punya mata. Naudzubillah min dzalik, semoga kita terhindar dari perbuatan yang dimurkai Tuhan.


Kaum Tsamud

Kaum Tsamud 

Al Qur`an Al karim mengungkapkan mengenai keadaan kaum Tsamud sebagai berikut ini:

Ciri-ciri peradaban:
- Pengganti kaum 'ad
- Mendirikan istana di tanah datar
- Memahat gunung untuk dijadikan rumah dengan rajin
- Memotong batu-batu besar di lembah
- Tinggal di kebun serta mata air
- Menyembah apa yang disembah oleh nenek moyangnya ( 11: 62)
(7: 74)(15: 82)(26: 146-149)( 89: 9)

Penyebab Mereka di hancurkan:
- Shaleh diutus kepada kaum tsamud,untuk mengajak bertakwa dan mencegah manusia membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan. Di datangkanlah seekor unta betina (Naaqotun) sebagai mukjizat.ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kaum tsamud mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu. Dan janganlah kamu sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang menyebabkan kamu akan ditimpa oleh azab hari yang besar. Kemudian mereka membunuhnya, lalu mereka menjadi menyesal. maka mereka ditimpa azab. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. (26: 152-158)

- Di kota itu ada 9 orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi dan mereka tidak berbuat kebaikan. Mereka mengadakan makar dengan mengatakan:"Bersumpahlah kamu dengan nama Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari, kemudian kita katakan kepada warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kematian keluarganya itu, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar." (27: 46-49)

- Para pemuka kaum 'ad yang sombong mengingkari Shaleh As
- Mereka sembelih Unta betina itu. Karena itu mereka ditimpa gempa(Rojfatu), maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan(Jatsimin) di tempat tinggal mereka.
(7: 75-77)(26: 141-158)
- Maka mereka memanggil kawannya lalu kawannya menangkap unta itu dan membunuhnya. (54: 29)


Adzab Yang ditimpakan:
- kaum tsamud diberi tangguh selama tigahari sebelum ditimpa azab (11: 65)
- Mereka sembelih Unta betina itu. Karena itu mereka ditimpa gempa(Rojfatu), maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan(Jatsimin) di tempat tinggal mereka.
(7: 75-77)
- Penduduk kota hijr dibinasakan dengan suara keras yang menguntur di waktu pagi.Maka tak dapat menolong mereka, apa yang telah mereka usahakan. (15: 84)

- Tsamud di azab dengan petir (Sho'iqotu) dan mereka melihatnya. Maka mereka sekali-kali tidak dapat bangun dan tidak pula mendapat pertolongan. ( 51: 45)


- Rumah-rumah kaum tsamud runtuh akibat kezaliman mereka. (27: 52)

- Alangkah dasyatnya azab itu. Mereka dtimpa satu suara yang keras dan mengguntur.Maka jadilah mereka seperti rumput kering yang dikumpulkan oleh orang yang memiliki kandang binatang.(54: 31)

- hanya Shaleh beserta Orang yang beriman bersamanya yang diselamatkan. (11: 66).

(Sumber : Al Qur'an Digital)

 

Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al Attas

Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al Attas
Kubah Habib Umar bin Abdurrahman Al Attos Kubah Habib Umar bin Abdurrahman Al Attos Kita tentu tidak asing lagi dengan Ratib Al athos yang selalu dibaca baik itu di majelis-majelis ta’lim maupun diamalkan secara individu. Rotib AL athos adalah susunan dzikir yang disusun oleh Habib Umar bin Abdurrahman Al Athos. Beliau adalah seorang ulama besar yang lahir di Hadromaut, Yaman pada tahun 992 H atau 1572 M di kota Isnat. Ayah beliau bernama Al Habib Abdurrahman bin aqil dan Ibunya bernama syarifah Muznah binti Muhammad Al jufri. Karamah kewalian Habib Umar bin abdurrahman Al Attas sudah nampak sejak beliau dalam kandungan ibunya, janin tersebut bersin dan tentu ini adalah sesuatu diluar kebiasaan manusia pada umumnya, sehingga beliau mendapat gelar “Al Attas (orang yang bersin). Sejak kecil Habib Umar bin Abdurrahman Al Attas sudah mengalami kebutaan, namun tidak mengurangi semangat beliau dalam menuntut ilmu. Beliau belajar dari ayahnya dan ulama-ulama setempat lainnya, seperti Syekh Umar bin Isa, Syekh Abu Bakar bin Salim dan Habib Husein bin Syekh Abubakar bin Salim. Beliu juga membuka ta'lim dengan mengajarkan ilmu agama. Dakwahnya pun menyebar ke segenap penjuru Hadramaut.
Belakangan, ia dikenal sebagai seorang sufi yang banyak menguasai ilmu lahir dan batin, pengayom anak yatim piatu, janda, dan fakir miskin. Siang mengajar, malamnya ia gunakan untuk melakukan riyadhah, beribadah, bermunajat kepada Allah SWT, dan sangat jarang tidur. Sebagai ulama besar dan sufi, Habib Umar dikenal dengan beberapa karamahnya. Ia sangat termasyhur, bahkan sampai ke negari Cina. Suatu hari, salah seorang anak Habib Abdurrahman melawat ke Cina. Di sana ia bertemu seorang sufi yang memberi salam dan hormat, padahal ia tidak mengenalnya.
”Bagaimana engkau mengenalku, padahal kita belum pernah berjumpa?” tanyanya. ”Bagaimana aku tidak mengenal engkau? Ayahmu, Habib Umar bin Abdurrahman Al-Atthas, adalah guru kami, dan kami sangat menghormatinya. Habib Umar sering datang ke negeri kami dan ia sangat terkenal di negeri ini,” jawab sufi tersebut. Padahal jarak antara Hadramaut dan Cina sangat jauh, namun Habib Umar bin Abdurrahman Al Attas telah berdakwah sampai ke sana.
Syekh Muhammad Baqais, salah seorang muridnya, bercerita, ”Satu kali Habib Umar mendamaikan beberapa suku yang berperang sampai berkali-kali. Tapi, tetap saja ia tidak mendapatkan tanggapan baik. Karena itu beliau pun melemparkan biji tasbihnya kepada mereka. Dengan izin Allah biji tasbih itu menjadi ular. Barulah mereka sadar dan mohon maaf. ”Nama Habib Umar bin Abdurrahman Al Attas tak bisa dipisahkan dari karya agung yang diberinya judul ‘Azizul Manal wa Fathu Babil Wishal," alias “Anugerah nan Agung dan Pembuka Pintu Tujuan” – yang dibelakang hari sangat terkenal sebagai Ratib Al Attas. Habib Umar sendiri berwasiat, “Rahasia dan hikmah telah kutitipkan didalam ratib itu.”
Melindungi Kota
Menurut Habib Abdurrahman Al-Habsyi (Kwitang, Jakarta Pusat), Ratib Al Attas lebih tua dibanding Ratib Al Haddad. Ratib Al Haddad disusun pada 1071 H / 1651 M oleh Habib Abdullah Al Haddad, atau sekitar 350 tahun lalu, sedang Ratib Al Attas disusun jauh sebelumnya. Ada beberapa wirid atau doa yang tidak ada dalam Ratib Al-Atthas tapi terdapat dalam Ratib Al-Haddad, demikian pula sebaliknya. Namun, seperti ratib-ratib yang lain, keduanya tetap mengacu pada doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Ratib Al-Atthas biasa dibaca usai salat Magrib, tapi boleh juga dibaca setiap pagi, siang, atau tengah malam. Bisa dibaca sendiri atau secara berjamaah. Manfaat ratib ini sangat besar. Bahkan ada sebagian ulama yang mengatakan, dengan membaca Ratib Al-Attas atau Ratib Al-Haddad setiap malam, Allah SWT akan menjaga dan memelihara seluruh penghuni kota tempat tinggal kita, menganugerahkan kesehatan, dan mengucurkan rezeki-Nya kepada segenap penduduk.
Makam Habib Umar bin Abdurrahman Al Attos Makam Habib Umar bin Abdurrahman Al Attos Dalam keadaan sangat khusus dan mendesak, ratib tersebut bisa dibaca tujuh hingga 41 kali berturut-turut. Pendapat ini mengacu pada beberapa hadis Rasulullah SAW tentang manfaat istigfar dan doa-doa lainnya. Sebab, dalam ratib-ratib tersebut antara lain terdapat shalawat, tahlil, tasbih, tahmid, dan istigfar. Begitu hebat fadilah atau keutamaan ratib-ratib itu, hingga Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad bin Muhsin bin Husein Al Attas menyatakan bahwa mereka yang mengamalkan ratib tersebut tidak akan terluka, jika pada suatu hari terpatuk ular. “Orang yang biasa mengamalkan ratib-ratib itu tidak akan merasa takut, ia akan selamat dari segala yang ditakuti,” katanya. Betapa hormat para ulama kepada Habib Umar bin Abdurrahman Al-Atthas. Tergambar ketika suatu hari seorang ulama, Syekh Salim bin Ali, mengunjungi Imam Masjidil Haram, Habib Muhammad bin Alwi Assegaf, dan menyampaikan salam dari Habib Umar. Seketika itu juga Habib Muhammad pun menundukan kepala sejenak, lalu katanya, ”Layaklah setiap orang menundukkan kepala kepada Habib Umar. Demi Allah, saya mendengar suara gemuruh di langit untuk menghormati beliau. Sementara di bawah langit ini tidak ada orang lebih utama daripada beliau.” Habib Umar bin Abdurrahman Al Attas wafat pada 23 Rabiulakhir 1072 H / 1652 M, dan jenazahnya dimakamkan di Desa Nafhun dekat Huraidhoh Hadromaut yaman.

Kisah Ali bin Abi Thalib Dan Sedekahnya

Kisah Ali bin Abi Thalib Dan Sedekahnya 

Sepulang dari rumah Rasulullah saw, Imam Ali bin Abi Thalib menemui istrinya, Fatimah az-Zahra.

"Wahai wanita mulia, apakah engkau mempunyai makanan untuk suamimu?"
"Demi Allah, aku tidak mempunyai sesuatu," Jawab Fatimah. "Ini hanya ada 6 dirham dari Salman ketika aku memintal. Akan aku belikan makanan untuk Hasan dan Husain." Biar aku saja yang beli. Mana uang itu?.Lanjut Ali.
Fatimah segera menyerahkan uang 6 dirham kepada Ali.

Sesaat kemudian Ali pergi kembali untuk membeli makanan. Di tengah jalan, Ali bertemu seorang laki-laki yang mengatakan,"Siapa yang mau meminjami Tuhan Yang Maha Pengasih dan selalu menepati janji?"

Tanpa berpikir panjang, Ali menyerahkan uangnya yang 6 dirham kepada laki-laki itu. Lalu ia pulang dengan tangan hampa. Fatimah yang mengetahui kehadirannya, hanya menangis.

"Wahai wanita mulia, mengapa engkau menangis?
"Wahai suamiku, engkau pulang tanpa membawa sesuatu?
"Wanita mulia, aku telah meminjamkannya kepada Allah."
"Kalau begitu, sungguh aku mendukung perbuatanmu," jawab Fatimah lirih

Ali kemudian keluar rumah lagi, berniat menemui Rosululloh saw. Di tengah jalan, ia dihampiri oleh seorang Badui yang menuntun seekor unta.
"Hai Aba al Hasan,"sapa Badui itu. "Belilah unta ini."
"Aku tidak punya uang."jawab Ali
"Engkau bisa membayarnya kapan saja." jawab Badui itu
"Berapa? tanya Ali berminat.
"Tidak mahal, 100 dirham." kata Badui semangat
"baiklah. aku beli." kata Ali yang kemudian melanjutkan perjalannya sambil menuntun unta itu. Baru beberapa langkah ia berjalan kaki, seorang Badui lain menghampirinya.
"Hai Abu Hasan,"tegur Badui itu,"apakah unta ini akan engkau jual?"
"Ya." jawab Ali
"Berapa?
"300 dirham." kata Ali dengan penuh semangat
"Baiklah aku beli," jawab Badui itu. Sesaat kemudian Badui itu mengambil alih tali unta dan membayarnya kontan 300 dirham.

Selanjutnya Ali segera pulang mengabarkan peristiwa yang baru dialaminya itu kepada Fatimah.'"Apakah yang engkau bawa itu, wahai Abu Hasan? sambut Fatimah.
"Wahai putri Rasul, kubayar unta dengan membayarkan lain waktu seharga 100 dirham. lalu kujual unta itu 300 dirham kontan."
"Aku setuju."komentar Fatimah.

Selanjutnya Ali segera menemui Nabi Muhammad saw. Melihat Ali memasuki masjid, Rosululloh saw tersenyum.
"Hai Abu Hasan, kau yang bercerita atau aku yang bercerita?
"Engkau saja yang bercerita, wahai Rosulullah."
"Hai,Abu Hasan , tahukah engkau siapa Badui yang menjual unta dan Badui yang membeli unta?"
"Tidak," Ali menggeleng,"Alloh dan Rasulnya lebih tahu."jawab Rosul
"Berbahagialah kamu. Kamu telah meminjamkan 6 dirham kepada Alloh. Alloh memberimu 300 dirham. Tiap 1 dirham mendapatkan ganti 5 dirham," papar Rasulullah saw. "Badui yang pertama menemuimu itu Jibril, dan yang kedua itu Mikail."
"Subhanalloh." lanjut Ali bin Ali Thalib. Dia tidak menyangka kalau Badui-Badui yang meminjam 6 dirham dengan baju seadanya adalah malaikat dan Badui kedua yang baik hati adalah malaikat juga.

 

Umar Bin Khatab dan Berhala Manisan

Umar Bin Khatab dan Berhala Manisan 

Nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin abdul Uzza, dilahirkan di Mekkah, dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy. Ayahnya bernama Khaththab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim. Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis yang pada masa itu meru pakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal, karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Nabi Muhammad yaitu Al-Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara yang haq dan bathil.

Suatu ketika Rosululloh Saw berkumpul dengan para Sahabatnya, beliau bertanya kepada Para sahabatnya “Siapa diantara kalian yang bisa membuat aku tertawa “? Saya Ya rosul jawab Umar bin khatab. Kemudian Sahabat Umarpun memulai ceritanya.” Dahulu sebelum aku mengenal Islam ,aku pernah Membuat Patung berhala dari Manisan , sewaktu aku lapar aku memakan berhala tersebut mulai dari kepalanya, terus tangannya hingga habis tak tersisa.” Mendengar cerita Umar Rosululloh Saw Tertawa hingga kelihatan gigi grahamnya, Beliaupun bersabda” Dimana akal kalian waktu Itu ?” Umar Menjawab “Akal kami memang Jenius tapi waktu itu yang menciptakan alam menyesatkan kami”

Lalu Rasulullah berkata kepada Umar” Ceritakan kepadaku Hal yang membuat aku menangis”? Umarpun memulai ceritanya ” Dahulu aku punya seorang anak perempuan, aku ajak anak tersebut kesuatu tempat, Tiba ditempat yang aku tuju aku mulai menggali sebuah lubang, setiap kali tanah yang aku gali mengenai bajuku ,maka anak perempuanku membersihkannya. Padahal dia tidak mengetahuinya seseungguhnya lubang yang aku gali adalah untuk menguburnya hidup-hidup untuk persembahan berhala. Setelah selesai menggali lubang aku kubur anak perempuanku hidup-hidup . Mendengar cerita itu Meneteslah air mata rosululloh Saw begitupun dengan Umar menyesali perbuatan Jahiliyyahnya sebelum dia mengenal Islam.

 

Kisah Luth dan Kaumnya dalam Al Qur`an

Kisah Luth dan Kaumnya dalam Al Qur`an 

1. Kaum Luth adalah kaum yang diutus kepada mereka Nabi Luth AS. Kaum luth hidup ketika masa Nabi Ibraim AS. (11: 74-79)


2. Mereka adalah kaum yang mengerjakan perbuatan fahisyah yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelumnya (yaitu homoseks). (7: 80-82)
mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik karena mengerjakan perbuatan fahisyah tersebut. (21: 74)

3. Nabi Luth As diutus untuk meluruskan perbuatan kaumnya tersebut tetapi mereka tidak menghiraukannya. (11: 74-79)(26: 160-169)

4. Akhirnya Luth Berdoa:"(Luth berdoa): "Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan." (26: 169)


5. Maka Allah mengutus Para Utusan (Malaikat) kepada luth.
Sebelum mendatangi Luth Para utusan tersebut mendatangi Ibrahim untuk mengabari kabar gembira, yaitu tentang akan lahirnya Ishak AS. Sebagaimana tergambar dalam terjemah Surat Al Hijr Ayat 51-60:
51. Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim
52. Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan: "Salaam." Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu."
53. Mereka berkata: "Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim
54. Berkata Ibrahim: "Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini?"
55. Mereka menjawab: "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa."
56. Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat."
57. Berkata (pula) Ibrahim: "Apakah urusanmu yang penting (selain itu), hai para utusan?"
58. Mereka menjawab: "Kami sesungguhnya diutus kepada kaum yang berdosa,
59. kecuali Luth beserta pengikut-pengikutnya. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkan mereka semuanya,
60. kecuali istrinya. Kami telah menentukan, bahwa sesungguhnya ia itu termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama-sama dengan orang kafir lainnya)."

Dan Juga Terjemah Surat Ad Dzariyat berikut ini:
24. Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan?
25. (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaamun." Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal."
26. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk.
27. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan."
28. (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).
29. Kemudian isterinya datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: "(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul."
30. Mereka berkata: "Demikianlah Tuhanmu memfirmankan" Sesungguhnya Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
31. Ibrahim bertanya: "Apakah urusanmu hai para utusan?"
32. Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth),
33. agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah,
34. yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas


6. Setelah terlaksana maksud utusan Allah terhadap Ibrahim As selanjutnya Para utusan datang kepada Kaum Luth yaitu singgah ke rumah Nabi Luth AS.
Cerita Mengenai singgahnya Para utusan di Rumah Luth As tergambar dalam terjemah Surat Al Hijr ayat 61-71:
61. Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth, beserta pengikut pengikutnya,
62. ia berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal."
63. Para utusan menjawab: "Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan.
64. Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang benar.
65. Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutlah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu menoleh kebelakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang di perintahkan kepadamu.
66. Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh.
67. Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu
68. Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku),
69. dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina."
70. Mereka berkata: "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia
71. Luth berkata: "Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)."


Dan juga terjemah Surat Al 'Ankabut ayat 31-33:

31. Dan tatkala utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami akan menghancurkan penduduk negeri (Sodom) ini; sesungguhnya penduduknya adalah orang-orang yang zalim."

32. Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya di kota itu ada Luth." Para malaikat berkata: "Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya. Dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).

33. Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah karena (kedatangan) mereka, dan (merasa) tidak punya kekuatan untuk melindungi mereka dan mereka berkata: "Janganlah kamu takut dan jangan (pula) susah. Sesungguhnya kami akan menyelamatkan kamu dan pengikut-pengikutmu, kecuali isterimu, dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan)."


Dan Juga Surat Al Qomar ayat 37:
37. Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.


7. Maka keesokan harinya yaitu sewaktu fajar meyingsing Kaum Luth diazab:
- Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu. (7: 84)
- Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. (11: 82).
- Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. (15- 73-74)
- Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. ( 26: 173)(27: 58)
- Kami akan menurunkan azab dari langit atas penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik. (29: 34)
- kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah, (51: 33)
- Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan sebelum fajar menyingsing, (54: 34)



8. Tanda-tanda kehancuran Kaum Luth Masih bisa disaksikan
AL HIJR:
75. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda.
76. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia).
AS SHAAFFAAT:
137. Dan sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka di waktu pagi,
138. dan di waktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkan?
AD DZARIYAT:
37. Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih.

 

Kisah Umar Bin Khatab dan Orang Badui

Kisah Umar Bin Khatab dan Orang Badui

Dikisahkan bahwa seorang dari pedalaman Arab datang ingin menghadap Umar bin Khattab. Orang itu berharap Umar akan memberikan nasehat dan jalan keluar atas persoalan rumah tangga yang tengah dihadapinya. Ia membawa segudang pengaduan atas perilaku isterinya.

Berharap pula Umar sebagai khalifah mau memberi pelajaran kepada isterinya yang dinilainya sudah sangat keterlaluan. Sebagai suami ia merasa sudah tidak punya harga diri. Selalu saja menjadi objek omelan dan tajamnya lidah sang isteri.

Hingga sampai di muka pintu rumah khalifah Umar, pria itu ragu berdiri di depan pintu menunggu Umar keluar sebab ia mendengar istri Umar bersuara keras pada suaminya dan membantahnya sedangkan Umar diam tidak membalas ucapan istrinya.

Pria itu lalu berbalik hendak pergi, sambil berkata, “Jika begini keadaan Umar dengan sifat keras dan tegasnya dan ia seorang amirul mukminin, maka bagaimana dengan keadaanku ?”.

Umar keluar dan ia melihat orang itu hendak berbalik dan pergi dari pintu rumahnya seraya memanggil pria itu dan berkata, “Apa keperluanmu wahai pria?”

“Wahai Amirul Mukminin, semula aku datang hendak mengadukan kejelekan akhlak istriku dan sikapnya yang membantahku. Lalu aku mendengar istrimu berbuat demikian, maka aku pun kembali sambil berkata, “Jika demikian keadaan amirul mukminin bersama istrinya, maka bagaimana dengan keadaanku ?”

Mendengar keluhan pria itu atas dirinya dan apa yang dialaminya sendiri, Umar berkata, “Wahai saudaraku. Sesungguhnya aku bersabar atas sikapnya itu karena hak-haknya padaku. Dia yang memasakkan makananku, yang membuatkan rotiku, yang mencucikan pakaianku, yang menyusui anak-anaku dan hatiku tenang dengannya dari perkara yang haram. Karena itu aku bersabar atas sikapnya”.

Jawaban Umar membuat pria tercenung kemudian berkata : “Wahai Amirul Mukminin, demikian pula istriku”. ”Karena itu, Bersabarlah atas sikapnya wahai saudaraku …” Gagahnya Umar tiada yang menyangkal, demikian pula ketegasannya dalam bersikap.
sumber copas:http://protokolneraka.tk/tag/umar-bin-khattab/

 

Dua kisah yang menggambarkan Umar bin Khattab sebagai sosok yang penyayang

Dua kisah yang menggambarkan Umar bin Khattab sebagai sosok yang penyayang

Kisah Pertama
Anas bin Malik meriwayatkan, ia berkata: "Ketika suatu malam Umar melakukan ronda, tiba-tiba ia melewati serombongan yang sedang singgah (bermalam) di suatu tempat. Ia menjadi mengkhawatirkan akan terjadinya pencurian mengenai mereka.
Abdurrahman bin Auf ketika bertemu dengannya bertanya: "Apa yang membuat Anda datang pada saat malam seperti ini, wahai Amirul Mukminin?"
Umar berkata: "Saya berjalan melewati serombongan orang yang singgah di suatu tempat, lalu aku berkata pada diriku sendiri, jika mereka tertidur pulas aku khawatir ada pencuri yang mencuri barang-barang mereka. Karenanya marilah kita pergi untuk menjaga mereka."
Anas bin Malik berkata: "Lalu keduanya pergi, duduk di dekat rombongan itu untuk menjaga mereka. Ketika fajar pagi telah terbit, Umar memanggil-manggil, membangunkan mereka: 'Wahai peserta rombongan, bangun dan shalatlah,' Kata Umar.
Setelah mereka bergerak bangkit, Umar pergi meninggalkan mereka."
Kisah Kedua
Diriwayatkan dari Umar ra., pernah suatu ketika Umar melihat seorang dzimmah (orang kafir yang tunduk pada pemerintahan Islam) yang sudah tua, meminta-minta dari satu pintu ke pintu yang lain.
Lalu Umar berkata kepadanya: "Betapa aku telah berlaku tidak adil terhadap Anda, kami telah memungut pajak dari Anda ketika Anda masih muda, kemudian hari ini kami menyia-nyiakan Anda setelah tua renta."
Lalu Umar memerintahkan untuk mengirim bahan makanan pokok ke rumahnya yang diambilkan dari Baitul Mal kaum muslimin.

Kisah Nabi Musa yang 'belajar' kepada Nabi Khidir

Kisah Nabi Musa yang 'belajar' kepada Nabi Khidir

Suatu hari Nabi Musa As. berpidato di hadapan kaumnya yaitu Bani Israil. Nabi Musa As. menyampaikan nasihat yang melunakkan hati dan membuat air mata bercucuran. Begitulah para Nabi manakala mereka memberi nasihat. Nasihat mereka melunakkan hati yang keras dan melecut jiwa yang malas. Hal itu karena hati dan jiwa mereka dipenuhi dengan rasa takut dan cinta kepada Allah Swt. Mereka diberi kemampuan untuk menjelaskan dan dikaruniai dengan ilmu yang banyak.
Banyak orang ketika mereka mendengar orasi dari para orator ulung sampai terkagum-kagum. Terlebih jika mereka adalah Nabi-Nabi Allah. Setelah Nabi Musa As. menyelesaikan khutbahnya, dia diikuti oleh seorang laki-laki yang meninggalkan tempat perkumpulan. Laki-laki ini bertanya kepada Nabi Musa As., "Apakah di bumi ini terdapat orang yang lebih alim darimu?" Nabi Musa As. menjawab, "Tidak."
Nabi Musa As. adalah salah seorang Rasul yang mulia. Dia termasuk dari lima Rasul yang digelari Ulul Azmi. Nabi Musa As. menempati urutan ketiga diantara para Nabi dan Rasul yang mendapat gelar Ulul Azmi. Nabi Ibrahim As. berada di urutan kedua dan Nabi Muhammad Saw. di urutan pertama. Nabi Musa As. adalah Kalimullah (Nabi yang berbincang dengan Allah). Allah Swt. memberinya kitab Taurat yang berisikan cahaya dan petunjuk. Allah Swt. mengajarkannya banyak ilmu. Akan tetapi, seberapapun tingginya ilmu seorang hamba, dia haruslah tetap bertawadhu kepada Tuhannya. Jika dia ditanya dengan pertanyaan seperti itu, semestinya dia menjawab, "Wallahu a'lam." Seberapa pun ilmu yang dimiliki oleh seseorang tetaplah tidak ada bandingannya dibandingkan dengan ilmunya Allah Swt.
Allah Swt. mencela Nabi Musa As. yang tidak mengembalikan ilmu kepada-Nya. Allah Swt. mewahyukan kepadanya, "Ada, ada yang lebih alim darimu. Aku mempunyai seorang hamba di tempat bertemunya dua laut. Dia memiliki ilmu yang tidak kamu miliki." Manakala Nabi Musa As. menyimak hal itu, dia pun bertekad ingin menemui hamba shalih tersebut untuk menimba ilmu darinya. Nabi Musa memohon kepada Allah Swt. agar menunjukkan tempat keberadaannya. Allah Swt. memberitahu bahwa dia berada di tempat bertemunya dua laut. Allah Swt. memerintahkan Nabi Musa As. supaya membawa serta ikan yang telah mati. Musa akan menemukan hamba shalih itu di tempat di mana Allah Swt. menghidupkan ikan itu. Nabi Musa As. berjalan dengan seorang pemuda temannya menuju tempat bertemunya dua laut.
Dia meminta kepada si pemuda agar memberitahu jika ikan itu hidup. Keduanya sampai di sebuah batu di pantai. Nabi Musa As. berbaring di balik batu untuk beristirahat karena perjalanan panjang yang membuatnya letih. Di tempat itulah ikan itu bergerak- gerak di dalam keranjang. Dengan kodrat Allah Swt. ia hidup, melompat ke laut, membuat jalan yang terlihat jelas. Maka airnya berbentuk seperti pusaran, dan Allah Swt. menahan laju air dari ikan tersebut.
Si pemuda melihat ikan yang hidup itu, tetapi dia tidak menyampaikannya kepada Nabi Musa As. karena dia sedang tidur. Setelah terbangun, dia lupa menyampaikan perkara ikan tersebut kepada Nabi Musa As. Pemuda itu belum teringat kecuali setelah keduanya pergi dari tempat itu. Pada hari itu dan pada malam itu keduanya terus berjalan.
Pada hari berikutnya, ketika waktu makan siang telah tiba, Nabi Musa As. meminta pemuda itu untuk menghidangkan makan siang mereka berdua. Makanan mengingatkan pemuda itu kepada ikan, maka dia pun menyampaikan perkara ikan tersebut kepada Nabi Musa As. Ikan itu telah lompat pada saat keduanya beristirahat di batu kemarin. Perjalanan keduanya cukup mudah. Keduanya melewati tempat yang ditentukan, hingga kelelahan. Nabi Musa As. dan temannya berjalan berbalik menyusuri jejak semula yang telah mereka lalui, demi menuju ke batu tempat mereka beristirahat. Laki-laki yang dicari oleh Nabi Musa As. berada di sana di tempat di mana ikan itu lepas. Sampailah keduanya di batu itu. Keduanya mendapati seorang hamba shalih sedang berbaring di atas tanah yang hijau tertutup oleh kain, ujungnya di bawah kakinya dan ujung lainnya di bawah kepalanya.
Nabi Musa As. langsung memberi salam, "Assalamu'alaikum." Sepertinya daerah itu adalah daerah kafir. Oleh karenanya, hamba shalih tersebut merasa sangat aneh mendengar salam di daerah itu. Dia menjawab, "Dari mana salam di bumiku." Kemudian hamba shalih itu bertanya siapa Musa. Nabi Musa As. memperkenalkan diri sekaligus menyampaikan maksud kedatangannya. Dia datang untuk menyertainya dan belajar ilmu yang berguna darinya.
Hamba shalih itu berkata mengingkari perjalanan Nabi Musa As. kepada dirinya, "Apa kamu tidak merasa cukup dengan apa yang ada dalam kitab Taurat dan kamu diberi wahyu?" Kemudian hamba shalih itu menyampaikan bahwa ilmu mereka berdua berbeda, walaupun sumber keduanya adalah satu. Hanya saja, masing-masing mempunyai ilmu yang berbeda yang Allah Swt. khususkan untuknya. "Wahai Musa, sesungguhnya aku memiliki ilmu yang Allah ajarkan kepadaku yang tidak kamu ketahui. Kamu juga mempunyai ilmu yang Allah ajarkan kepadamu yang tidak Allah ajarkan kepadaku."
Nabi Musa As. meminta agar diizinkan untuk menyertainya dan mengikutinya. Dia menjawab, "Kamu tidak akan bisa bersabar bersamaku." Nabi Musa As. pun berjanji akan sabar dengan izin dan kehendak Allah Swt. Hamba shalih itu mensyaratkan atas Nabi Musa As. agar tidak bertanya tentang sesuatu sampai dia sendiri yang nanti akan menjelaskan dan menerangkannya.
Nabi Musa As. dan Nabi Khidhir As. berjalan di pantai. Keduanya hendak menyeberang ke pantai yang lain, dan mendapatkan perahu kecil yang akan menyeberangkan para penumpang di antara kedua pantai. Orang-orang sudah mengenal hamba shalih itu, maka mereka menyeberangkannya bersama dengan Nabi Musa As. ke pantai seberang secara gratis.
Nabi Musa As. dan Nabi Khidhir As. melihat seekor burung yang hinggap di pinggir perahu. Burung itu mematok air dari laut sekali, maka hamba shalih berkata kepada Nabi Musa As., "Demi Allah, ilmumu dan ilmuku dibandingkan dengan ilmu Allah hanyalah seperti yang dipatokkan burung itu dengan paruhnya dari air laut."
Ketika keduanya berada di atas perahu, Nabi Musa As. dikejutkan oleh Nabi Khidhir yang mencopot sebuah papan kayu dari perahu itu dan menancapkan patok padanya. Nabi Musa As. lupa akan janjinya, dengan cepat dia mengingkari.
Pengrusakan di bumi adalah kejahatan, yang lebih jahat jika dilakukan kepada orang yang memiliki jasa kepadanya, "Mengapa kamu melubangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat suatu kesalahan besar." (QS. Al-Kahfi: 71). Di sini hamba shalih itu mengingatkan Musa akan janjinya, "Bukankah aku telah berkata, 'Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama denganku." (QS. Al-Kahfi: 72). Pertanyaan Nabi Musa As. yang pertama ini dikarenakan dia lupa, sebagaimana hal itu dijelaskan oleh Rasulullah Saw.
Nabi Musa As. dan Nabi Khidhir terus berjalan. Nabi Musa As. dikejutkan oleh Nabi Khidhir yang menangkap anak kecil yang sehat dan lincah. Nabi Khidhir menidurkan dan menyembelihnya, memenggal kepalanya. Di sini Nabi Musa As. tidak sanggup untuk bersabar terhadap apa yang dilihatnya. Dengan tangkas dia mengingkari, sementara dia menyadari janji yang diputuskannya. "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang munkar." (QS. Al-Kahfi: 74)
Pengingkaran Nabi Musa As. dijawab oleh hamba shalih itu dengan pengingkaran, "Bukankah sudah aku katakan bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat bersabar bersamaku?" (QS. Al-Kahfi: 75)
Di sini Nabi Musa berhadapan dengan kenyataan yang sebenarnya, bahwa dia tidak mampu berjalan menyertai laki-laki ini lebih lama lagi. Nabi Musa tidak kuasa melihat perbuatan seperti ini dan diam. Hal ini kembali kepada dua perkara. Pertama, tabiat Nabi Musa. Nabi Musa dengan jiwa kepemimpinan yang dimilikinya sudah terbiasa menimbang segala sesuatu yang dilihatnya. Dia tidak terbiasa diam jika menyaksikan sesuatu yang tidak diridhainya.
Dan kedua, dalam syariat Nabi Musa, pembunuhan seorang anak adalah sesuatu kejahatan. Bagaimana mungkin Nabi Musa tidak mengingkarinya, siapa pun pelakunya. Dalam hal ini Musa mengakui kepada hamba shalih tersebut. Musa memohon kesempatan yang ketiga dan yang terakhir. Jika sesudahnya Nabi Musa bertanya, maka dia berhak untuk meninggalkannya.
Keduanya lantas berjalan, hingga tibalah di sebuah desa yang penduduknya pelit. Nabi Musa dan Nabi Khidhir meminta kepada mereka hak bertamu. Namun mereka berdua hanya mendapatkan penolakan dari mereka. Walaupun demikian, Nabi Khidhir memperbaiki tembok di desa itu yang miring dan hampir roboh. Ini perkara yang aneh. Mereka menolak menerima keduanya sebagai tamu, tapi hamba shalih ini memperbaiki tembok mereka dengan gratis.
Di sini Nabi Musa As. memilih berpisah. Hal ini ditunjukkan oleh pertanyaan Nabi Musa As. kepada hamba shalih tentang alasan dia memperbaiki tembok secara gratis, padahal tembok itu dimiliki oleh kaum yang menolak mereka.
Seandainya Nabi Musa As. bersabar menyertai hamba shalih ini, niscaya kita bisa mengetahui banyak keajaiban dan keunikan yang terjadi padanya. Akan tetapi Nabi Musa As. memilih berpisah setelah hamba shalih ini menerangkan tafsir dari perbuatannya dan rahasia yang terkandung dari perilaku yang dilakukannya. Dan perkara ini tercantum dalam surat Al-Kahfi.
Adapun tiga hikmah yang ada dibalik tiga kejadian yang 'diajarkan' oleh Nabi Khidir kepada Nabi Musa adalah :
Kejadian pertama adalah ketika Nabi Khidir menghancurkan perahu yang mereka tumpangi karena perahu itu dimiliki oleh seorang yang miskin dan di daerah itu tinggallah seorang raja yang suka merampas perahu miliki rakyatnya. Ini sesuai dengan firman Allah Swt. "Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera." (QS Al-Kahfi: 79)
Kejadian yang kedua adalah ketika Nabi Khidir menjelaskan bahwa beliau membunuh seorang anak karena kedua orang tuanya adalah pasangan yang beriman dan jika anak ini menjadi dewasa dapat mendorong bapak dan ibunya menjadi orang yang sesat dan kufur. Kematian anak ini digantikan dengan anak yang shalih dan lebih mengasihi kedua bapak-ibunya hingga ke anak cucunya. Ini sesuai dengan firman Allah Swt. "Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya)." (QS Al-Kahfi: 80-81)
Kejadian yang ketiga (terakhir) adalah dimana Nabi Khidir menjelaskan bahwa rumah yang dinding diperbaiki itu adalah milik dua orang kakak beradik yatim yang tinggal di kota tersebut. Didalam rumah tersebut tersimpan harta benda yang ditujukan untuk mereka berdua. Ayah kedua kakak beradik telah meninggal dunia dan merupakan seorang yang shalih. Jika tembok rumah tersebut runtuh, maka bisa dipastikan bahwa harta yang tersimpan tersebut akan ditemukan oleh orang-orang di kota itu yang sebagian besar masih menyembah berhala, sedangkan kedua kakak beradik tersebut masih cukup kecil untuk dapat mengelola peninggalan harta ayahnya. Ini sesuai dengan firman Allah Swt. "Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya". (QS Al-Kahfi: 82)
Akhirnya Nabi Musa As. sadar hikmah dari setiap perbuatan yang telah dikerjakan Nabi Khidir. Akhirnya mengerti pula Nabi Musa dan merasa amat bersyukur karena telah dipertemukan oleh Allah dengan seorang hamba Allah yang shalih yang dapat mengajarkan kepadanya ilmu yang tidak dapat dituntut atau dipelajari yaitu ilmu laduni. Ilmu ini diberikan oleh Allah SWT kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Nabi Khidir yang bertindak sebagai seorang guru banyak memberikan nasihat dan menyampaikan ilmu seperti yang diminta oleh Nabi Musa as. dan Nabi Musa menerima nasihat tersebut dengan penuh rasa gembira.

Kisah percobaan pembunuhan Umar bin Khattab

Kisah percobaan pembunuhan Umar bin Khattab

Jika berkenan, mohon sesering mungkin meng-klik SHARE!, karena setiap kali teman2 melakukannya, maka notes ini akan muncul di bagian paling atas dari HOME FB dari kawan2 kalian. Makin hari, berbagi kebaikan makin mudah ya ^_^ So, ingat.. Klik SHARE! Klik SHARE! Klik SHARE!MARI BERBAGI KARENA ALLAH..
Oh iya, mohon ringankan jari jemari teman-teman sekalian untuk meninggalkan sharing pengalaman/pendapat dlmkomentar di akhir notes ini (jika tidak ada pesan/komentar/masukan khusus, cukup "Subhanallah"), skalian juga KLIK LIKE sebagai masukan buat kami.

Kalau berkenan, sekalian bergabung jadi FANS nya AYO KLIK SHARE! yaa.. supaya next time ada notes lagi, bisa muncul di Home teman2 sekalian. Untuk bergabung, langsung klik dan cari tombol "become a fan" di page nya: AYO KLIK SHARE!

Insya Allah menjadi tabungan kebaikan untuk kita semua.

Wassalamu'alaikum wr. wb
-Tim Ayo Klik Share!-

................



Fakhrurrazi menceritakan bahwa ada utusan Raja Romawi datang menghadap `Umar. Utusan itu mencari rumah `Umar dan mengira rumah 'Umar seperti istana para raja. Orang-orang mengatakan, "'Umar tidak memiliki istana, ia ada di padang pasir sedang memerah susu." Setelah sampai di padang pasir yang ditunjukkan, utusan itu melihat `Umar telah meletakkan kantong tempat susu di bawah kepalanya dan tidur di atas tanah. Terperanjatlah utusan itu melihat `Umar, lalu berkata, "Bangsa-bangsa di Timur dan Barat takut kepada manusia ini, padahal ia hanya seperti ini. Dalam hati ia berjanji akan membunuh `Umar saat sepi seperti itu dan membebaskan ketakutan manusia terhadapnya. Tatkala ia telah mengangkat pedangnya, tiba-tiba Allah mengeluarkan dua harimau dari dalam bumi yang siap memangsanya. Utusan itu menjadi takut sehingga terlepaslah pedang dari tangannya. 'Umar kemudian terbangun, dan ia tidak melihat apa-apa. 'Umar menanyai utusan itu tentang apa yang terjadi. Ia menuturkan peristiwa tersebut, dan akhirnya masuk Islam.

Menurut Fakhrurrazi, kejadian-kejadian luar biasa di atas diriwayatkan secara ahad (dalam salah satu tingkatan sanadnya hanya ada satu periwayat). Adapun yang dikisahkan secara mutawatir adalah kenyataan bahwa meskipun `Umar menjauhi kekayaan duniawi dan tidak pernah memaksa atau menakut-nakuti orang lain, ia mampu menguasai daerah Timur dan Barat, serta menaklukkan hati para raja dan pemimpin. Jika anda mengkaji buku-buku sejarah, anda tak akan menemukan pemimpin seperti 'Umar, sejak zaman Adam sampai sekarang. Bagaimana 'Umar yang begitu menghindari sikap memaksa bisa menjalankan politiknya dengan gemilang. Tidak diragukan lagi, itu adalah karamahnya yang paling besar.

Cerita umar bin khotob yang membuat rosululloh tertawa dan menangis

Cerita umar bin khotob yang membuat rosululloh tertawa dan menangis

thread pertama ane neh juragan....
silahkan di baca...

Quote:
Suatu ketika Rosululloh Saw berkumpul dengan para Sahabatnya, beliau bertanya kepada Para sahabatnya “Siapa diantara kalian yang bisa membuat aku tertawa “? Saya Ya rosul jawab Umar bin khotob. Kemudian Sahabat Umarpun memulai ceritanya.” Dahulu sebelum aku mengenal Islam ,aku pernah Membuat Patung berhala dari Manisan , sewaktu aku lapar aku memakan berhala tersebut mulai dari kepalanya, terus tangannya hingga habis tak tersisa.” Mendengar cerita Umar Rosululloh Saw Tertawa hingga kelihatan gigi grahamnya, Beliaupun bersabda” Dimana akal kalian waktu Itu ?” Umar Menjawab “Akal kami memang Jenius tapi waktu itu yang menciptakan alam menyesatkan kami”

Lalu Rosululloh berkata kepada Umar” Ceritakan kepadaku Hal yang membuat aku menangis”? Umarpun memulai ceritanya ” Dahulu aku punya seorang anak perempuan, aku ajak anak tersebut kesuatu tempat, Tiba ditempat yang aku tuju aku mulai menggali sebuah lubang, setiap kali tanah yang aku gali mengenai bajuku ,maka anak perempuanku membersihkannya. Padahal dia tidak mengetahuinya seseungguhnya lubang yang aku gali adalah untuk menguburnya hidup-hidup untuk persembahan berhala. Setelah selesai menggali lubang aku kubur anak perempuanku hidup-hidup . Mendengar cerita itu Meneteslah air mata rosululloh Saw begitupun dengan Umar menyesali perbuatan Jahiliyyahnya sebelum dia mengenal Islam.

Begitulah sekelumit cerita Umar bin khotob sebelum dia Mengenal Nabi Muhammad SAW , Umar terkenal sangat sadis dan kejam kepada siapa saja, begitu mengenal Rosululloh SAW hatinya luluh dan menjadi orang yang sangat sabar dan tawadhu.
semoga menambah wawasan agama kita neh juraga2.....
Umar Bin Khattab Cetak

Kebesaran Islam "Ya Allah...buatlah Islam ini kuat dengan masuknya salah satu dari kedua orang ini. Amr bin Hisham atau Umar bin Khattab." Salah satu dari doa Rasulullah pada saat Islam masih dalam tahap awal penyebaran dan masih lemah. Doa itu segera dikabulkan oleh Allah. Allah memilih Umar bin Khattab sebagai salah satu pilar kekuatan islam, sedangkan Amr bin Hisham meninggal sebagai Abu Jahal.
Umar bin Khattab dilahirkan 12 tahun setelah kelahiran Rasulullah saw. Ayahnya bernama Khattab dan ibunya bernama Khatmah. Perawakannya tinggi besar dan tegap dengan otot-otot yang menonjol dari kaki dan tangannya, jenggot yang lebat dan berwajah tampan, serta warna kulitnya coklat kemerah-merahan.
Beliau dibesarkan di dalam lingkungan Bani Adi, salah satu kaum dari suku Quraisy. Beliau merupakan  khalifah kedua didalam islam setelah Abu Bakar As Siddiq.
Nasabnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qarth bin Razah bin 'Adiy bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib. Nasab beliau bertemu dengan nasab Nabi pada kakeknya Ka'ab. Antara beliau dengan Nabi selisih 8 kakek. lbu beliau bernama Hantamah binti Hasyim bin al-Mughirah al-Makhzumiyah. Rasulullah memberi beliau "kun-yah" Abu Hafsh (bapak Hafsh) karena Hafshah adalah anaknya yang paling tua; dan memberi "laqab" (julukan) al Faruq.

Umar bin Khattab masuk Islam
Sebelum masuk Islam, Umar bin Khattab dikenal sebagai seorang yang keras permusuhannya dengan kaum Muslimin, bertaklid kepada ajaran nenek moyangnya, dan melakukan perbuatan-perbuatan jelek yang umumnya dilakukan kaum jahiliyah, namun tetap bisa menjaga harga diri. Beliau masuk Islam pada bulan Dzulhijah tahun ke-6 kenabian, tiga hari setelah Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam.
Ringkas cerita, pada suatu malam beliau datang ke Masjidil Haram secara sembunyi-sembunyi untuk mendengarkan bacaan shalat Nabi. Waktu itu Nabi membaca surat al-Haqqah. Umar bin Khattab kagum dengan susunan kalimatnya lantas berkata pada dirinya sendiri- "Demi Allah, ini adalah syair sebagaimana yang dikatakan kaum Quraisy." Kemudian beliau mendengar Rasulullah membaca ayat 40-41 (yang menyatakan bahwa Al Qur'an bukan syair), lantas beliau berkata, "Kalau begitu berarti dia itu dukun." Kemudian beliau mendengar bacaan Nabi ayat 42, (Yang menyatakan bahwa Al-Qur'an bukan perkataan dukun.) akhirnya beliau berkata, "Telah terbetik lslam di dalam hatiku." Akan tetapi karena kuatnya adat jahiliyah, fanatik buta, pengagungan terhadap agama nenek moyang, maka beliau tetap memusuhi Islam.
Kemudian pada suatu hari, beliau keluar dengan menghunus pedangnya bermaksud membunuh Nabi. Dalam perjalanan, beliau bertemu dengan Nu`aim bin Abdullah al 'Adawi, seorang laki-laki dari Bani Zuhrah. Lekaki itu berkata kepada Umar bin Khattab, "Mau kemana wahai Umar?" Umar bin Khattab menjawab, "Aku ingin membunuh Muhammad." Lelaki tadi berkata, "Bagaimana kamu akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhrah, kalau kamu membunuh Muhammad?" Maka Umar menjawab, "Tidaklah aku melihatmu melainkan kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu." Tetapi lelaki tadi menimpali, "Maukah aku tunjukkan yang lebih mencengangkanmu, hai Umar? Sesuugguhnya adik perampuanmu dan iparmu telah meninggalkan agama yang kamu yakini."
Kemudian dia bergegas mendatangi adiknya yang sedang belajar Al Qur'an, surat Thaha kepada Khabab bin al Arat. Tatkala mendengar Umar bin Khattab datang, maka Khabab bersembunyi. Umar bin Khattab masuk rumahnya dan menanyakan suara yang didengarnya. Kemudian adik perempuan Umar bin Khattab dan suaminya berkata, "Kami tidak sedang membicarakan apa-apa." Umar bin Khattab menimpali, "Sepertinya kalian telah keluar dari agama nenek moyang kalian." Iparnya menjawab, "wahai Umar, apa pendapatmu jika kebenaran itu bukan berada pada agamamu?"  Mendengar ungkapan tersebut Umar bin Khattab memukulnya hingga terluka dan berdarah, karena tetap saja saudaranya itu mempertahankan agama Islam yang dianutnya, Umar bin Khattab berputus asa dan menyesal melihat darah mengalir pada iparnya.
Umar bin Khattab berkata, 'Berikan kitab yang ada pada kalian kepadaku, aku ingin membacanya.' Maka adik perempuannya berkata," Kamu itu kotor. Tidak boleh menyentuh kitab itu kecuali orang yang bersuci. Mandilah terlebih dahulu!" lantas Umar bin Khattab mandi dan mengambil kitab yang ada pada adik perempuannya. Ketika dia membaca surat Thaha, dia memuji dan muliakan isinya, kemudian minta ditunjukkan keberadaan Rasulullah.
Tatkala Khabab mendengar perkataan Umar bin Khattab, dia muncul dari persembunyiannya dan berkata, "Aku akan beri kabar gembira kepadamu, wahai Umar! Aku berharap engkau adalah orang yang didoakan Rasulullah pada malam Kamis, 'Ya Allah, muliakan Islam.dengan Umar bin Khatthab atau Abu Jahl (Amru) bin Hisyam.' Waktu itu, Rasulullah berada di sebuah rumah di daerah Shafa." Umar bin Khattab mengambil pedangnya dan menuju rumah tersebut, kemudian mengetuk pintunya. Ketika ada salah seorang melihat Umar bin Khattab datang dengan pedang terhunus dari celah pintu rumahnya, dikabarkannya kepada Rasulullah. Lantas mereka berkumpul. Hamzah bin Abdul Muthalib bertanya, "Ada apa kalian?" Mereka menjawab, 'Umar (datang)!" Hamzah bin Abdul Muthalib berkata, "Bukalah pintunya. Kalau dia menginginkan kebaikan, maka kita akan menerimanya, tetapi kalau menginginkan kejelekan, maka kita akan membunuhnya dengan pedangnya." Kemudian Nabi menemui Umar bin Khattab dan berkata kepadanya. "... Ya Allah, ini adalah Umar bin Khattab. Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khattab." Dan dalam riwayat lain: "Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Umar."
Seketika itu pula Umar bin Khattab bersyahadat, dan orang-orang yang berada di rumah tersebut bertakbir dengan keras. Menurut pengakuannya dia adalah orang yang ke-40 masuk Islam. Abdullah bin Mas'ud berkomentar, "Kami senantiasa berada dalam kejayaan semenjak Umar bin Khattab masuk Islam."

Kepemimpinan Umar bin Khattab
Keislaman beliau telah memberikan andil besar bagi perkembangan dan kejayaan Islam. Beliau adalah pemimpin yang adil, bijaksana, tegas, disegani, dan selalu memperhatikan urusan kaum muslimin. Pemimpin yang menegakkan ketauhidan dan keimanan, merobohkan kesyirikan dan kekufuran, menghidupkan sunnah dan mematikan bid'ah. Beliau adalah orang yang paling baik dan paling berilmu tentang al-Kitab dan as-Sunnah setelah Abu Bakar As Siddiq.
Kepemimpinan Umar bin Khattab tak seorangpun yang dapat meragukannya. Seorang tokoh besar setelah Rasulullah SAW dan Abu Bakar As Siddiq. Pada masa kepemimpinannya kekuasaan islam bertambah luas. Beliau berhasil menaklukkan Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo.
Dalam masa kepemimpinan sepuluh tahun Umar bin Khattab itulah, penaklukan-penaklukan penting dilakukan Islam. Tak lama sesudah Umar bin Khattab memegang tampuk kekuasaan sebagai khalifah, pasukan Islam menduduki Suriah dan Palestina, yang kala itu menjadi bagian Kekaisaran Byzantium. Dalam pertempuran Yarmuk (636), pasukan Islam berhasil memukul habis kekuatan Byzantium. Damaskus jatuh pada tahun itu juga, dan Darussalam menyerah dua tahun kemudian. Menjelang tahun 641, pasukan Islam telah menguasai seluruh Palestina dan Suriah, dan terus menerjang maju ke daerah yang kini bernama Turki. Tahun 639, pasukan Islam menyerbu Mesir yang juga saat itu di bawah kekuasaan Byzantium. Dalam tempo tiga tahun, penaklukan Mesir diselesaikan dengan sempurna.
Penyerangan Islam terhadap Irak yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Persia telah mulai bahkan sebelum Umar bin Khattab naik jadi khalifah. Kunci kemenangan Islam terletak pada pertempuran Qadisiya tahun 637, terjadi di masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Menjelang tahun 641, seseluruh Irak sudah berada di bawah pengawasan Islam. Dan bukan hanya itu, pasukan Islam bahkan menyerbu langsung Persia dan dalam pertempuran Nehavend (642), mereka secara menentukan mengalahkan sisa terakhir kekuatan Persia. Menjelang wafatnya Umar bin Khattab di tahun 644, sebagian besar daerah barat Iran sudah terkuasai sepenuhnya. Gerakan ini tidak berhenti tatkala Umar bin Khattab wafat. Di bagian timur mereka dengan cepat menaklukkan Persia dan bagian barat mereka mendesak terus dengan pasukan menyeberang Afrika Utara.
Selain pemberani, Umar bin Khattab juga seorang yang cerdas. Dalam masalah ilmu diriwayatkan oleh Al Hakim dan Thabrani dari Ibnu Mas’ud berkata, ”Seandainya ilmu Umar bin Khattab diletakkan pada tepi timbangan yang satu dan ilmu seluruh penghuni bumi diletakkan pada tepi timbangan yang lain, niscaya ilmu Umar bin Khattab lebih berat dibandingkan ilmu mereka. Mayoritas sahabatpun berpendapat bahwa Umar bin Khattab menguasai 9 dari 10 ilmu. Dengan kecerdasannya beliau menelurkan konsep-konsep baru, seperti menghimpun Al Qur’an dalam bentuk mushaf, menetapkan tahun hijriyah sebagai kalender umat Islam, membentuk kas negara (Baitul Maal), menyatukan orang-orang yang melakukan sholat sunah tarawih dengan satu imam, menciptakan lembaga peradilan, membentuk lembaga perkantoran, membangun balai pengobatan, membangun tempat penginapan, memanfaatkan kapal laut untuk perdagangan, menetapkan hukuman cambuk bagi peminum "khamr" (minuman keras) sebanyak 80 kali cambuk, mencetak mata uang dirham, audit bagi para pejabat serta pegawai dan juga konsep yang lainnya.
Namun dengan begitu beliau tidaklah menjadi congkak dan tinggi hati. Justru beliau seorang pemimpin yang zuhud lagi wara’. Beliau berusaha untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Dalam satu riwayat Qatadah berkata, ”Pada suatu hari Umar bin Khattab memakai jubah yang terbuat dari bulu domba yang sebagiannnya dipenuhi dengan tambalan dari kulit, padahal waktu itu beliau adalah seorang khalifah, sambil memikul jagung ia lantas berjalan mendatangi pasar untuk menjamu orang-orang.” Abdullah, puteranya berkata, ”Umar bin Khattab berkata, ”Seandainya ada anak kambing yang mati di tepian sungai Eufrat, maka umar merasa takut diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT.”
Beliaulah yang lebih dahulu lapar dan yang paling terakhir kenyang, Beliau berjanji tidak akan makan minyak samin dan daging hingga seluruh kaum muslimin kenyang memakannya…
Tidak diragukan lagi, khalifah Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang arif, bijaksana dan adil dalam mengendalikan roda pemerintahan. Bahkan ia rela keluarganya hidup dalam serba kekurangan demi menjaga kepercayaan masyarakat kepadanya tentang pengelolaan kekayaan negara. Bahkan Umar bin Khattab sering terlambat salat Jum'at hanya menunggu bajunya kering, karena dia hanya mempunyai dua baju.
Kebijaksanaan dan keadilan Umar bin Khattab ini dilandasi oleh kekuatirannya terhadap rasa tanggung jawabnya kepada Allah SWT. Sehingga jauh-jauh hari Umar bin Khattab sudah mempersiapkan penggantinya jika kelak dia wafat. Sebelum wafat, Umar berwasiat agar urusan khilafah dan pimpinan pemerintahan, dimusyawarahkan oleh enam orang yang telah mendapat ridha Nabi SAW. Mereka adalah Utsman bin AffanAli bin Abu ThalibThalhah bin UbaidilahZubair binl AwwamSa'ad bin Abi Waqqash, dan Abdurrahman bin Auf. Umar menolak menetapkan salah seorang dari mereka, dengan berkata, aku tidak mau bertanggung jawab selagi hidup sesudah mati. Kalau AIlah menghendaki kebaikan bagi kalian, maka Allah akan melahirkannya atas kebaikan mereka (keenam orang itu) sebagaimana telah ditimbulkan kebaikan bagi kamu oleh Nabimu.
Masjid Nabawi, Makam Umar bin Khattab
Wafatnya Umar bin Khattab
Pada hari Rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H Umar Bin Kattab wafat, Beliau ditikam ketika sedang melakukan Shalat Subuh oleh seorang Majusi yang bernama Abu Lu’luah, budak milik al-Mughirah bin Syu’bah diduga ia mendapat perintah dari kalangan Majusi. Umar bin Khattab dimakamkan di samping Nabi saw dan Abu Bakar as Siddiq, beliau wafat dalam usia 63 tahun.

Dowenload SOFTWARE

AntiVirus AvG

Kelahiran Manusia & Setetes Mani


Terdapat banyak pokok persoalan yang disebutkan dalam Al-Qur'an yang mengundang manusia untuk beriman. Kadang-kadang langit, kadang-kadang hewan, dan kadang-kadang tanaman ditunjukkan sebagai bukti bagi manusia oleh Allah. Dalam banyak ayat, orang-orang diseru untuk mengalihkan perhatian mereka ke arah proses terciptanya mereka sendiri. Mereka sering diingatkan bagaimana manusia sampai ke bumi, tahap-tahap mana yang telah kita lalui, dan apa bahan dasarnya:

"Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan? Adakah kamu perhatikan (benih manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami yang menciptakannya?" (Al Qur'an, 56:57-59)

Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai berikut:

1. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya
(spermazoa).

2. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.

3. Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.

4. Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim.

Orang-orang yang hidup pada zaman kala Al Qur'an diturunkan, pasti mengetahui bahwa bahan dasar kelahiran berhubungan dengan mani laki-laki yang terpancar selama persetubuhan seksual. Fakta bahwa bayi lahir sesudah jangka waktu sembilan bulan tentu saja merupakan peristiwa yang gamblang dan tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi, sedikit informasi yang dikutip di atas itu berada jauh di luar pengertian orang-orang yang hidup pada masa itu. Ini baru disahihkan oleh ilmu pengetahuan abad ke-20.

Setetes Mani

Selama persetubuhan seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu. Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur'an :

"Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?" (Al Qur'an, 75:36-37)

Seperti yang telah kita amati, Al-Qur'an memberi tahu kita bahwa manusia tidak terbuat dari mani selengkapnya, tetapi hanya bagian kecil darinya. Bahwa tekanan khusus dalam pernyataan ini mengumumkan suatu fakta yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern itu merupakan bukti bahwa pernyataan tersebut berasal dari Ilahi.

Pada gambar di samping, kita saksikan air mani yang dipancarkan ke rahim. Dari keseluruhan sperma berjumlah sekitar 250 juta yang dipancarkan dari tubuh pria, hanya sedikit sekali yang berhasil mencapai sel telur. Sperma yang akan membuahi sel telur hanyalah satu dari seribu sperma yang mampu bertahan hidup. Fakta bahwa manusia tidak diciptakan dengan menggunakan keseluruhan air mani, tapi hanya sebagian kecil darinya, dinyatakan dalam Al Qur'an dengan ungkapan, "setetes mani yang ditumpahkan".